Sunday, March 15, 2015

Kisah Tiga Tukang bangunan

Dalam sebuah hiruk-pikuk pembangunan sebuah Rumah disebuah komplek perumahan mewah, sebuah team pekerja ditinggalkan oleh mandor untuk keperluan penting. Lalu datang orang tua biasa dia minta air untuk cuci tangan, di lokasi tersebut ada tiga orang tukang bangunan yang berada ditempat, lalu orang tua itu bertanya pada tukang yang pertama. “Anak muda tempat ini mau dibuat apa?” tukang pertama pun tersenyum “entah lah pak, itu bukan urusan saya dan bukan urusan bapak yang penting saya kerja dapat gaji” lalu orang tua itu Tanya pada orang ke dua, “Tempat ini mau di jadikan apa nak?” , tukang ke dua itu menjawab “ya rumah lah pak, masak mau di buat gedung” orang tua itu penasaran Lalu orang tua itu Bertanya pada tukang ke tiga, “Nak ini bangunan apa sih? “, “ooh, ini mau di buat Rumah pak, sama seperti rumah-rumah dikomplek ini”. Orang tua itu penasaran “rumah sebesar ini nak??”  “iya pak ini nantinya jadi komplek perumahan mewah, meski harganya mahal, tapi beberapa blog udah terjual lho pak” Sedang asiknya bicara tiba-tiba mandor pembangunan ini datang bersama, GM Developer tersebut
GM tersebut menjabat tangan orang tua itu “Selamat siang pak Arta, Pak Arta ke sini sama siapa? Mana mobil bapak? “ Orang tua tersebut menjawab “Saya sendirian, aja mobil saya tadi saya partkir di belakang komplek sana, siapa Kamu ?” Tanya orang tua itu sambil menjabat tangan mandor, lalu mandor tersebut menjawab “ Saya Bisma pak mandor di komplek Blog D, E, F” Orang tua tersebut Menepuk punggung tukang yang ketiga “Dik Bisma, kamu cari tukang lagi saya mau ada tawaran kerja untuk Anak muda ini, Besok antar dia ke kantor saya”

Ternyata Orang tua tersebut Pemilik Pengusaha kaya pemilik perumahan tersebut, dan Tukang ketiga tersebut mendapatkan pekerjaan lebih baik atas pertimbangan kerendahatian dan Sopan santun yang dimilikinya.

Pelajaran dari cerita ini adalah, kita jangan melihat orang dari penampilan, dan dengan siapapun kita berhadapan berbicaralah dengan baik terutama dengan orang lebih tua dari kita. karena cara bicara kita menjadi gambaran diri kita menurut orang lain.
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
Powered by Blogger.
 

Delivered by FeedBurner