Suatu hari seorang kakek pembuat tempe dia sakit dan harus beristirahat, kakek tersebut tidak bisa membuat tempe untuk dijual oleh sang Istri. Namun karena desakan kebutuhan untuk bisa makan dan berobat sang kakek akhirnya Nenek penjual tempe tersebut harus membuat tempe sendiri untuk dijual di pasar.
Tengah malam Sang Nenek harus membuat tempe dan juga harus merawat sang kakek yang sedang sakit. Setelah subuh tiba dia mempersiapkan tempe-tempe yang dia buat ternyata belum jadi. Sang Nenek pun berdoa kepada Allah memohon kedelai yang dia buat bisa berubah menjadi tempe.
"Ya Allah, hamba memohon kepada Engkau ya Allah untuk bisa merubah kedelai ini menjadi tempe, karena hanya Engkau yang bisa membuat keajaiban."
Sang Nenek dia melihat tempe-tempe yang sudah dia bungkus masih tetap saja masih setengah jadi.
Sang nenek cemas, karena jika ia tidak berjualan, maka tidak ada uang lagi untuk membuat tempe untuk besok.
Dia berdoa lagi hingga beberapa kali, Namun tetap saja kedelai tersebut belum menjadi tempe.
Sang Nenek pun tetap berangkat ke pasar untuk menjual tempe, dia berpamitan pada suaminya sang kakek pembuat tempe, tanpa menceritakan kesulitan yang mereka alami, karena takut membuat Suaminya menjadi khawatir karena sedang sakit. Sang Nenek yakin Allah akan menolong dia.
Sampai di pasar sang Nenek mempersiapkan lapaknya dengan menggelar keranjang dan kursi kayu kecil, Sang Nenek berdoa lagi pada Allah memohon pertolonganya,
"Ya Allah, Hamba percaya kepada Engkau, Jadikanlah tempe setengah jadi ini menjadi tempe agar bisa Hamba jual"
lalu sang Nenek melihat tempe-tempe tersebt masih tetap menjadi kedelai,
Akhirnya Sang Nenek berpasrah pada Allah memohon jalan yang terbaik,
waktu berjalan pedagang-pedagan lain mulai habis daganganya dan tidak seorangpun mau membeli tempe setengah jadi milik sang Nenek.
Siang tiba sang nenek mengemasi daganya yang tidak satupun terjual, sambil memohon pertolongan pada Allah. "Ya Allah hamba yakin Engkau akan memberikan yang terbaik untuk hambamu "
Datang seorang Ibu dan menayakan, "Nek...nenek jual tempe setengah jadi?"
Nenek penjual tempe menjawab "Iya nyonya saya jual tempe setengah jadi, nyonya mau beli berapa?"
Ibu tersebut pun Menjawab "Nenek punya berapa"
Sang nenek mebuka daganya belum sempat menjawab
Sang ibu dengan antusias "Alhamdulillah masih banyak, saya beli semua berapa nek? saya sudah cari kemana-mana tidak ada yang jual, anak saya kuliah di luar negeri dia ingin dikirimi tempe dari Indonesia"
Sang Nenek pun tetap berangkat ke pasar untuk menjual tempe, dia berpamitan pada suaminya sang kakek pembuat tempe, tanpa menceritakan kesulitan yang mereka alami, karena takut membuat Suaminya menjadi khawatir karena sedang sakit. Sang Nenek yakin Allah akan menolong dia.
Sampai di pasar sang Nenek mempersiapkan lapaknya dengan menggelar keranjang dan kursi kayu kecil, Sang Nenek berdoa lagi pada Allah memohon pertolonganya,
"Ya Allah, Hamba percaya kepada Engkau, Jadikanlah tempe setengah jadi ini menjadi tempe agar bisa Hamba jual"
lalu sang Nenek melihat tempe-tempe tersebt masih tetap menjadi kedelai,
Akhirnya Sang Nenek berpasrah pada Allah memohon jalan yang terbaik,
waktu berjalan pedagang-pedagan lain mulai habis daganganya dan tidak seorangpun mau membeli tempe setengah jadi milik sang Nenek.
Siang tiba sang nenek mengemasi daganya yang tidak satupun terjual, sambil memohon pertolongan pada Allah. "Ya Allah hamba yakin Engkau akan memberikan yang terbaik untuk hambamu "
Datang seorang Ibu dan menayakan, "Nek...nenek jual tempe setengah jadi?"
Nenek penjual tempe menjawab "Iya nyonya saya jual tempe setengah jadi, nyonya mau beli berapa?"
Ibu tersebut pun Menjawab "Nenek punya berapa"
Sang nenek mebuka daganya belum sempat menjawab
Sang ibu dengan antusias "Alhamdulillah masih banyak, saya beli semua berapa nek? saya sudah cari kemana-mana tidak ada yang jual, anak saya kuliah di luar negeri dia ingin dikirimi tempe dari Indonesia"
Allah menguji kita tidak melebihi batas kemampuan kita, bahkan jika kita berpasrah dan iklas Allah akan memudahkan segala urusan kita