Suatu hari seorang guru sedang berjalan disebuah pasar,
sambil mengamati suasana pasar dan barang-barang yang diperdagangkan tiba-tiba
sang guru bertemu dengan muridnya yang menjadi gelandangan dengan baju yang compang-camping.
Guru : “bukankan kamu Arman? “ dengan tatapan heran dan
penasaran.
Gelandangan : “Iya betul, saya Arman guru!!” dengan senyum
lebar sambil menjabat tangan guru
Guru : “apa yang kamu lakukan disini dengan baju yang
compang-camping, padahal aku menganal
kamu sebagai muridku yang berhasil dan kayaraya, “
Gelandangan : “Betul guru aku adalah Arman yang dulu hidup
dengan penuh kemewahan, tapi sekarang aku telah menemukan suatu kebenaran”
Guru : “ Kebenaran!!?”
Gelandangan : “benar, aku telah menemukan kebenaran”
Guru : “kebenaran apa itu?”
Gelandangan : ” Tahun lalu aku melalui sebuah perjalanan
melewati gurun pasir, sambil beristirahat aku memperhatikan seekor burung yang
terluka dan jatuh di tengah-tengah gurun. Saya pikir dia pasti mati, namun
beberapa saat kemudia datang burung lain membawakan air yang di simpan di
paruhnya, lalu meminumkan pada burung yang terluka tersebut. Lalu burung
tersebut pergi, beberapa saat kemudian dia datang dengan membawakan makanan dan
menyuapkan pada burung yang terluka itu, lalu datang burung lain yang membawa semacam
daun untuk membantu memulihkan kondisi burung tersebut, lalu burung yang
terluka melompat sambil berusaha mengepakkan sayapnya, sampai dia bisa terbang
kembali bersama burung lainya.”
Guru : “lalu kebenaran apa yang kamu dapatkan?”
Gelandangan : “Saya pikir kekayaan yang saya miliki bukan
hal yang paling utama, karena Tuhan sudah mengatur akan diri kita, bahakan
ketika kita dalam kepasrahan Tuhan akan mengirimkan orang lain yang akan
menolong kita, jadi aku memutuskan menyumbangkan semua hartaku dan memilih
hidup sperti ini”
Guru : “Arman muridku, kamu meyakini sebuah kebenaran yang
salah, pesan dari burung tersebut adalah kita harus menjadi burung yang kuat
untuk menolong burung lain yang lemah. Kita bukan menjadi burung yang
mengharapkan pertolongan burung lain. Sekarang
pikirkan kemana orang-orang yang dulu bekerja pada mu Arman? Mereka
butuh nafkah dari pekerjaan yang engkau amanahkan pada mereka” Sang Guru sambil
menepuk punggung arman
Gelandangan : “ Tapi guru, bukankan guru mengajarkan bahwa
kita harus pasrah pada Tuhan”
Guru : “Pasrah bukan berarti mengharapkan keajaiban selalu
datang, tapi kita berbuat lebih dan lebih bahkan lebih dari yang kita bisa,
apapun hasil yang akan Tuhan berikan pada kita itu keputusan Tuhan “
Gelandangan :”Lalu, sekarang apa yang harus aku lalukan”
Guru : “Berdiri, bangun lagi semua semua usaha kamu, meski harus
memulai dari awal, di luar sana banyak orang yang membutuhkan bantuan kita, “
Pesan dari cerita
- Orang yang memberi lebih mulia di hadapan Tuhan,
- Pasrah bukan berarti tidak melakukan apapun, namun kita harus berusaha, berusaha, dan terus berusaha